Internasionalisasi: Fisika Unesa Kenalkan Batik dan Budaya Indonesia di Taiwan
Taoyuan, Taiwan (5 Juli 2024)- Dalam rangka internasionalisasi memperkenalkan budaya Indonesia, Prodi Fisika FMIPA Unesa menyelenggarakan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (Internasional) dengan tema “Batik jumputan goes to Taiwan”.
Batik
merupakan salah satu warisan budaya Indonesia yang telah terkenal baik di dalam
negeri maupun di manca negara. Terdapat banyak ragam atau jenis batik Indonesia
seperti batik tulis, batik cap, batik lukis dan batik jumputan. Batik jumputan
merupakan salah satu jenis batik yang cukup sederhana cara pembuatannya. Batik
jumputan adalah batik yang dihasilkan dengan cara ikat pada kain mori untuk
membuat pola batiknya, dan kemudian dicelupkan pada pewarna. Pewarna yang
digunakan dapat berupa pewarna tekstil/sintetis atau pewarna alami. Pewarna
sintetis akan memberikan warna yang cerah dan lebih terikat pada kain mori,
akan tetapi pewarna sintetis akan menjadi polutan bagi lingkungan perairan dan
tanah. Alternatif lain adalah menggunakan pewarna alami yang lebih mudah
didegradasi oleh alam, walaupun warnayang diberikan kurang cerah jika
dibandingkan dengan pewarna sintetis. Indonesia mempunyai banyak ragam tumbuhan
yang dapat dijadikan sebagai pewarna alami, semisal daun jati, rimpang kunyit,
pohon secang, bunga telang, dan daun suji. Tim PKM prodi Fisika FMIPA Unesa
telah mengeksplor beberapa tumbuhan yang dapat digunakan sebagai pewarna alami
batik. Dari hasil eksplorasi tersebut diambil 3 (tiga) jenis tumbuhan, yaitu
rimpang kunyit sebagai pewarna kuning, daun suji sebagai pewarna hijau dan
kulit pohon secang sebagai pewarna merah.
Untuk
lebih memperkenalkan pewarna alami sebagai pewarna batik di kancah
internasional, tim Fisika melakukan pengabdian kepada masyarakat (PKM) kepada
mahasiswa National Central University (NCU) Taiwan. Bekerjasama dengan
Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Taiwan cabang Taoyuan, tim PKM Fisika telah
melakukan workshop pembuatan batik jumputan dengan pewarna alami pada hari
Jumat, tanggal 5 Juli 2024. Peserta workshop berasal dari mahasiswa asal
Indonesia yang sedang studi di NCU, dan beberapa mahasiswa asal Taiwan yang
tertarik dengan batik Indonesia. Kegiatan workshop dimulai pada pukul 13.00
waktu Taiwan diawali dengan presentasi pembuatan pewarna alami berbahan dasar
rimpang kunyit, kulit pohon secang dan daun suji. Selanjutnya tim PKM Fisika
mencontohkan cara membuat batik jumputan dengan pewarna alami.
Para
peserta kemudian mencoba sendiri membuat batik jumputan menggunakan bahan-bahan
sederhana, bola pingpong, batu kecil, dan karet gelang untuk membuat pola batik
jumputan. Para peserta sangat antusias dalam membuat batik jumputan secara
mandiri. Mereka juga banyak bertanya tentang bahan lain yang mempunyai potensi
menjadi pewarna batik jumputan.
Setelah
para peserta selesai membuat pola dan mencelupkan kain mori yang telah diikat
pada beberapa pewarna, kain mori tersebut kemudian dikeringkan agar warnanya
melekat pada kain. Sambil menunggu kain batik jumputan tersebut kering, peserta
diberi kuisioner respon mereka terhadap kegiatan workshop yang telah dilalui
hari ini. Mereka juga diminta untuk memberikan respon secara langsung, mereka
merasa sangat tertarik dengan kegiatan workshop ini, dan mereka sangat ingin
kegiatan ini bisa berlanjut. Kegiatan Workshop Pembuatan Batik Jumputan dengan
pewarna alami ditutup dengan foto bersama peserta dan tim PKM Fisika